Proses komunikasi
Suatu sistem komunikasi organisasi mencerminkan berbagai macam individu dengan latar belakang pendidikan, kepercayaan, kebudayaan, keadaan jiwa, dan kebutuhan yang berbeda – beda

Model komunikasi yang paling sederhana

Pengirim       ke       Berita      ke      Penerima

Model proses komunikasi yang lebih terperinci, dengan unsur-unsur penting yang terlibat dalam komunikasi antara dan di antara para anggota organisasi, seperti di bawah ini :
Sumber mempunyai gagasan, pemikiran atau kesan, yang
Diterjemahkan atau disandikan ke dalam kata-kata dan simbol-simbol, kemudian
Disampaikan atau dikirimkan sebagai berita kepada penerima,
penerima menangkap simbol-simbol, dan
Diterjemahkan kembali atau diartikan kembali menjadi suatu gagasan, dan
Mengirim berbagai bentuk umpan balik kepada pengirim.

Dalam organisasi, sumber merupakan pihak yang
mempunyai kebutuhan dan
keinginan untuk mengkomunikasikan
sesuatu gagasan, pemikiran, informasi, dan
sebagainya, kepada pihak lain.

Komunikasi Organisasi
Semua faktor yang dibahas dalam model proses komunikasi di atas, dapat juga diterapkan pada komunikasi dalam organisasi. Komunikasi efektif di mana saja, menyangkut penyampaian berita dari seseorang kepada orang lain secara akurat. Hanya bedanya efektifitas komunikasi dalam organisasi di pengaruhi oleh beberapa faktor khusus.
Raymond V. Lesikar telah menguraikan 4  faktor yang mempengaruhi efektifitas komunikasi organisasi, yaitu :
1.    Saluran komunikasi formal,
2.    Struktur organisasi,
3.    Spesialisasi jabatan, dan
4.    Apa yang disebut Lesikar sebagai
“ pemilikan informasi “.

SALURAN KOMUNIKASI DALAM ORGANISASI

Komunikasi Vertikal
Komunikasi vertikal terdiri atas komunikasi ke atas dan ke bawah sesuai rantai perintah. Komunikasi ke bawah
( downward communication ) dimulai dari manajemen puncak kemudian mengalir ke bawah melalui tingkatan-tingkatan manajemen sampai ke karyawan lini dan personalia paling bawah.
Maksud utama komunikasi ke bawah adalah untuk memberi pengarahan, informasi, instruksi, nasehat/saran dan penilaian kepada bawahan serta memberikan informasi kepada para anggota organisasi tentang tujuan dan kebijaksanaan organisasi.
Fungsi utama komunikasi ke atas ( upward communication ) adalah untuk mensuplai informasi kepada tingkatan manajemen atas tentang apa yang terjadi pada tingkatan bawah.

Komunikasi Lateral atau Horizontal

Komunikasi lateral atau horizontal meliputi hal-hal berikut ini :
1. Komunikasi di antara para anggota dalam kelompok kerja yang sama.
2. Komunikasi yang terjadi antara dan di antara departemen- departemen pada tingkatan organisasi yang sama.

Bentuk komunikasi ini pada dasarnya bersifat koordinatif, dan merupakan hasil dari konsep spesialisasi organisasi. Sehingga komunikasi ini dirancang guna mempermudah koordinasi dan penanganan masalah. Komunikasi lateral, selain membantu koordinasi kegiatan-kegiatan lateral, juga menghindarkan prosedur pemecahan masalah yang lambat.

Komunikasi Diagonal
Komunikasi diagonal merupakan komunikasi yang memotong secara menyilang diagonal rantai perintah organisasi. Hal ini sering terjadi sebagai hasil hubungan – hubungan departemen lini dan staf.

PERANAN KOMUNIKASI INFORMAL
Komunikasi informal, bagaimanapun juga, adalah juga bagian penting aliran komunikasi organisasi. Bentuk komunikasi ini timbul dengan berbagai maksud, yaitu meliputi antara lain :
1.     Pemuasan kebutuhan-kebutuhan manusiawi, seperti     kebutuhan untuk berhubungan dengan orang lain.     Perlawanan terhadap pengaruh-pengaruh yang monoton     atau membosankan.
2.    Pemenuhan keinginan untuk mempengaruhi perilaku     orang lain.
3.    Pelayanan sebagai sumber informasi hubungan pekerjaan     yang tidak disediakan saluran-saluran komunikasi formal.

HAMBATAN – HAMBATAN TERHADAP KOMUNIKASI EFEKTIF
Berikut ini akan dibahas hambatan–hambatan terhadap komunikasi yang efektif tersebut, dengan dikelompokan sebagai berikut :

1. Hambatan–hambatan organisasional, dan
2. Hambatan–hambatan antar pribadi.

Hambatan – hambatan Organisasional
Ada 3 hambatan organisasional, yaitu :
1. Tingkatan hirarki
2. Wewenang manajerial, dan
3. Spesialisasi.

Hambatan–hambatan antar pribadi
Banyak kesalahan komunikasi disebabkan bukan oleh faktor–faktor organisasi, tetapi oleh masalah–masalah ketidak sempurnaan manusia dan bahasa. Manajer perlu memperhatikan hambatan–hambatan antar pribadi seperti berikut :
Presepsi selektif,
Status atau kedudukan komunikator,
Keadaan membela diri,
Pendengaran lemah, dan
Ketidak tepatan pengunaan bahasa.

 

Dalam dataran teoritis Dalam dataran teoritis, kita mengenal empat metode pengambilan keputusan, yaitu kewenangan tanpa diskusi (authority rule without discussion), pendapat ahli (expert opinion), kewenangan setelah diskusi (authority rule after discussion), dan kesepakatan (consensus).

a. Kewenangan Tanpa Diskusi

Metode pengambilan keputusan ini seringkali digunakan oleh para pemimpin otokratik atau dalam kepemimpinan militer. Metode ini memiliki beberapa keuntungan, yaitu cepat, dalam arti ketika kelompok tidak mempunyai waktu yang cukup untuk memutuskan apa yang harus dilakukan. Selain itu, metode ini cukup sempurna dapat diterima kalau pengambilan keputusan yang dilaksanakan berkaitan dengan persoalan-persoalan rutin yang tidak mempersyaratkan diskusi untuk mendapatkan persetujuan para anggotanya.

Namun demikian, jika metode pengambilan keputusan ini terlalu sering digunakan, ia akan menimbulkan persoalan-persoalan, seperti munculnya ketidak percayaan para anggota kelompok terhadap keputusan yang ditentukan pimpinannya, karena mereka kurang bahkan tidak dilibatkan dalam proses pengambilan keputusan. Pengambilan keputusan akan memiliki kualitas yang lebih bermakna, apabila dibuat secara bersama-sama dengan melibatkan seluruh anggota kelompok,daripada keputusan yang diambil secara individual.

b. Pendapat Ahli

Kadang-kadang seorang anggota kelompok oleh anggota lainnya diberi predikat sebagai ahli (expert), sehingga memungkinkannya memiliki kekuatan dan kekuasaan untuk membuat keputusan. Metode pengambilan keputusan ini akan bekerja dengan baik, apabila seorang anggota kelompok yang dianggap ahli tersebut memang benar-benar tidak diragukan lagi kemampuannya dalam hal tertentu oleh anggota kelompok lainnya.

Dalam banyak kasus, persoalan orang yang dianggap ahli tersebut bukanlah masalah yang sederhana, karenasangat sulit menentukan indikator yang dapat mengukur orang yang dianggap ahli (superior). Ada yang berpendapat bahwa orang yang ahli adalah orang yang memiliki kualitas terbaik; untuk membuat keputusan, namun sebaliknya tidak sedikit pula orang yang tidak setuju dengan ukuran tersebut. Karenanya, menentukan apakah seseorang dalam kelompok benar-benar ahli adalah persoalan yang rumit.

c. Kewenangan Setelah Diskusi

Sifat otokratik dalam pengambilan keputusan ini lebih sedikit apabila dibandingkan dengan metode yang pertama. Karena metode authority rule after discussion ini pertimbangkan pendapat atau opini lebih dari satu anggota kelompok dalam proses pengambilan keputusan. Dengan demikian, keputusan yang diambil melalui metode ini akan mengingkatkan kualitas dan tanggung jawab para anggotanya disamping juga munculnya aspek kecepatan (quickness) dalam pengambilan keputusan sebagai hasil dari usaha menghindari proses diskusi yang terlalu meluas. Dengan perkataan lain, pendapat anggota kelompok sangat diperhatikan dalam proses pembuatan keputusan, namun perilaku otokratik dari pimpinan, kelompok masih berpengaruh.

Metode pengambilan keputusan ini juga mempunyai kelemahan, yaitu pada anggota kelompok akan bersaing untukmempengaruhi pengambil atau pembuat keputusan. Artinya bagaimana para anggota kelompok yang mengemukakan pendapatnya dalam proses pengambilan keputusan, berusaha mempengaruhi pimpinan kelompok bahwa pendapatnya yang perlu diperhatikan dan dipertimbangkan.

d. Kesepakatan

Kesepakatan atau konsensusakan terjadi kalau semua anggota dari suatu kelompok mendukung keputusan yang diambil. Metode pengambilan keputusan ini memiliki keuntungan, yakni partisipasi penuh dari seluruh anggota kelompok akan dapat meningkatkan kualitas keputusan yang diambil, sebaik seperti tanggung jawab para anggota dalam mendukung keputusan tersebut. Selain itu metode konsensus sangat penting khususnya yang berhubungan dengan persoalan-persoalan yang kritis dan kompleks.

Namun demikian, metodepengambilan keputusan yang dilakukan melalui kesepakatn ini, tidak lepas juga dari kekurangan-kekurangan. Yang paling menonjol adalah dibutuhkannya waktu yang relatif lebih banyak dan lebih lama, sehingga metode ini tidak cocok untuk digunakan dalam keadaan mendesak atau darurat.

Keempat metode pengambilan keputusan di atas, menurut Adler dan Rodman, tidak ada yang terbaik dalam arti tidak ada ukuran-ukuran yang menjelaskan bahwa satu metode lebih unggul dibandingkan metode pengambilan keputusan lainnya. Metode yang paling efektif yang dapat digunakan dalam situasi tertentu, bergantung pada faktor-faktor:

  • jumlah waktu yang ada dan dapat dimanfaatkan,
  • tingkat pentingnya keputusan yang akan diambil oleh kelompok, dan
  • kemampuan-kemampuan yang dimiliki oleh pemimpin kelompok dalam mengelola kegiatan pengambilan keputusan tersebut.

Di kehidupan sehari-hari dalam berorganisasi kita harus tahu metode mana yang akan digunakan saat hendak mengambil keputusan, sehingga manfaat dan efesiensi untuk mengambil sebuah keputusan sangatlah tepat, cepat, dan akurat, dan tidak ada pihak yang merasa dirugikan.

Tidak selamanya kita akan menggunakan Metode Kesepakatan dalam mengambil suatu keputusan. Terkadang disaat genting dan terburu-buru seorang pimpinan dapat mengambil keputusan dengan kewewenangannya untuk memperlancar terlaksananya suatu program, tentunya setelah pimpinan ini berpikir mana yang lebih baik dan lebih tepat untuk memutuskan sehingga tidak akan mengakibatkan kekacauan yang besar dalam organisasi.

Dalam Contoh kasus : suatu organisasi/perusahaan diberikan kepercayaan untuk menjalankan suatu project di luar kota. Dan diputuskan project berjalan selama satu bulan. Dan ternyata saat project sedang berjalan di tengah-tengah proses, terjadi permasalahan kekurangan personil untuk mengatasi project tersebut dan dikhawatirkan project tidak akan selesai pada tenggat waktu yang telah ditentukan dan waktunya semakin mepet, maka untuk memperlancar project tersebut pimpinan dapat memutuskan untuk menambahkan personilnya untuk memperlancar project tersebut walaupun akan ada pengeluaran tambahan untuk pengiriman personil tersebut bagi organisasi tersebut.

Contoh di atas adalah salah satu contoh dimana pimpinan dapat saja mengambil keputusan tanpa didiskusikan terlebih darhulu karena alasan kepentingan yang mendesak, apabila menggunakan perkiraan ahli, kewenangan setelah diskusi, ataupun kesepakatan maka akan memerlukan banyak waktu untuk membuat keputusan.

Dan contoh di atas adalah salah satu akibat dari rencana kerja yang didapat dari keputusan yang mungkin diambil secara kewenangan, pendapat ahli, ataupun kewenangan setelah diskusi bukan keputusan kesepakatan bersama antara pimpinan dan anggota. Sehingga menyebabkan kesalahan perhitungan rencana kerja dan kesalahan lainnya.

Dalam suatu organisasi besar, kecil atau perusahaan, dalam menyusun rencana kerja yang dapat melibatkan banyak pihak, baik pihak internal maupun eksternal seharusnya diambil dengan keputusan kesepakatan yaitu dengan menjalan kan koordinasi dalam menentukan keputusan.